Ini Harapan Adik Pramoedya Ananta Toer Tentang Film Bumi Manusia

Bagi penggemar sastra, pastinya Anda sudah membaca salah satu buku karya Pramoedya Ananta Toer yang berjudul “Bumi Manusia”. Bumi Manusia merupakan bagian dari tetralogi Pulau Buru bersama tiga buku lain, yaitu Anak Semua Bangsa, Jejak Langkah, dan Rumah Kaca. Film Indonesia terbaru yang diadaptasi dari buku Bumi Manusia akan digarap dalam waktu dekat. 

Meskipun belum selesai, penggarapan film karya Hanung Bramantyo ini sudah menuai kontroversi. Salah satunya adalah terkait soal aktor yang memerankan Minke. Untuk peran utama, Hanung menunjuk Iqbaal yang waktu itu sempat berperan menjadi Dilan. Meskipun belum melihat performa Iqbaal, banyak netizen yang merasa persona Iqbaal kurang pas untuk memerankan tokoh Minke.
source: kapanlagi

Dilansir dari suara.com, adik dari Pramoedya Ananta Toer, yaitu Soesilo Toer menjelaskan bahwa nama Minke merupakan pelesetan dari bahasa Inggris, yaitu ‘monkey’. Hal ini menggambarkan betapa rasisnya orang Eropa terhadap orang-orang Jawa dan menganggap mereka hampir sejajar dengan monyet. Namun dibalik nama pena itu, terdapat sosok Tirto Adhi Soerjo, bangsawan Jawa pertama yang mendalami dunia perniagaan dengan jurnalistik sebagai sarana.

Bagi para pecinta sastra yang telah membaca tetralogi karya Pramoedya Ananta Toer ini pasti mengerti betapa kompleksnya kisah yang diceritakan dalam karya sastra ini. Bukan hanya soal romansa saja tapi buku ini juga menceritakan soal bagaimana muncul rasialisme dan betapa kejamnya penindasan di era kolonialisme Belanda.  

Oleh karena itu, Soesilo Toer berharap bahwa film Bumi Manusia tidak sebatas mengutamakan romansa cinta tokoh Mike dengan Annelies tapi juga mampu menggambarkan maksud-maksud lain yang disampaikan pada buku Bumi Manusia. Ia pun berharap siapa pun yang membuat film Bumi Manusia telah benar-benar mempelajari dan memahami tetralogi Pulau Buru. 

Meskipun sang sutradara maupun pihak pembuat film tidak pernah menemui Soesilo Toer, ia tetap merasa bahwa sah-sah saja jika memang mereka ingin membuat film tersebut. Akan tetapi, tentu para pembuat film harus sadar dengan ekspektasi masyarakat yang sangat tinggi karena Bumi Manusia merupakan salah satu karya sastra terbaik dengan isi yang kompleks. Jangan sampai mereka mengurangi makna dari hasil karya Pramoedya Ananta Toer tersebut. (Rima)

Comments